Wednesday, July 08, 2015

Rumah Cinta

Jika aku daun dan kau angin
Bersama kita mainkan simponi alam
Nyanyikan syair kehidupan
Kisah anak manusia.

Tentang berbagi kasih
Tentang memaknai cinta
Tentang aku dan kau
Tentang buah hati kita

Cita cita membangun  rumah
Beratap kepercayaan
Berlantai cinta kasih
Berpintu kebahagiaan
Berjendela kesetiaan

Menggodok tujuan
Di atas bara kepasrahan
Bercampur tekad dan semangat
Mematangkan tujuan akhir

Perjalanan masih panjang
Hentikan semua khayal yang mengembara ke sudut sunyi
Dalam sepi sendiri, lantunan doa masih berkumandang

Takluk aku dalam cintamu
Yang ajarkan sabar ditiap masalah
Bertekun dalam penantian
Berpasrah untuk bersyukur

Ajarmu tak selalu yang kuinginkan
tapi kau tau yang kuperlu
Jika aku menjauh, tolong tangkap aku
Dekap aku dalam pelukmu, jangan lepaskan.

#19tahundalampernikahan
08071996-08072015




Monday, September 22, 2014

Aku Hanya Setitik Debu



Tema gambar bersumber dari sini:
(Memeriahkan)

PEDAS FINAL COMPETITION (PFC) VI
Kategori: Galeri Puisi
Nama FB: Elisa Koraag
Judul: “Aku Hanya Setitik Debu”

Di ranting kebahagiaan anak-anak daun kedukaan berguguran
Mungkin mentari enggan terbit saat fajar tapi janji Tuhan selalu pasti
Saat kepekaan terasah, suara nurani terdengar jernih
Sejernih mata air kehidupan

Boleh jadi kita berlomba dengan ego
Memenangkan kedagingan atau bertahan dalam sepotong iman
Ke seberang lautan, ke balik gunung, hanya materikah yang dicari?
Atau kegelisahan semata yang menjadi pendorong?

Kutelisik semua sudut, berharap tiada yang terlewatkan
Sayang rerapal mantra telah diucapkan
Jampi-jampi, kalimat sembah dan puja pada sasaran yang salah
Bertaburan kelamnya sesal dan dosa

Tangadah wajah pada yang satu
Seucap kata tobat, masihkah bermakna?
Ketika kaki dan tangan menjadi lumpuh dan hati tertutup ego
Secercah sinar di balik jendela, adalah asa yang belum padam

Di sini, detik ini
Putihkan hatiku, terima tobatku
Bentuk aku seturutMu karena aku hanya setitik debu
Yang dapat Kau tiup ke mana Kau mau

Larinda-Senin, 22 September 2014

Monday, July 28, 2014

SETOPLES KUE KERING



Sumber

Pengharum ruang menyentuh ujung hidungku.
Sofa tertata rapi
Lantai bersih

Aroma opor,rendang dan sayur godog mulai merayu
Bertahun tiada berubah, kala mentari syawal menyapa
Namun gelisahku tiada berakhir bertolak belakang dengan kue kue kering yang toplesnya kosong padahal lebaran hari kedua belum datang
Ya Rabb akankah lakuku sukacitakan Engkau?
Apakah lisanku yang gumamkan takbir hapuskan dosaku?
Bersimpuh dalam sesal. Akankah kau terima tobatku?

Senja belum dipenghujung, andaikan kau ambil nyawaku, ijinkan aku menyembahmu dalam iman setipis debu.
Lapangkan kuburku dalam nyayian alam yg gemakan kebesaranMu
Dan barisan toples kue kering
Maniskan jurnal mereka yang hidup, agar jumpa dalam RamadhanMu mendatang


Bogor 28 Juli 2014

Saturday, July 12, 2014

Puteriku, Van







Cantik, kau baru lelap setelah segelas susu kau minum.

Rayuan maut dan lucu kalau ada maunya

Kau peluk aku dan terucap "Aku sayang banget loh sama Mama"
Bukan cuma itu, pelukan dan ciuman bertubi tubi membuatku luluh.
Jangan pernah kau tanya, apakah aku mencintaimu?
Sejak kutahu kau menghuni rahimku, jiwa ragaku milikmu.

Van, cantiknya Mama 

Nakalmu

Bawelmu

Cakapmu

Senyummu

Adalah kekuatan Mama.


Hadirmu, sempurnakan hidup Mama.

Mama ada untukmu

Tumbuh dan berkembanglah sewajarnya.
Kenali dan taklukan isi dunia.

Pesan Mama, walau kamu mencintai Mama, tetap utamakan cintamu pada Sang Pemilik Kehidupan.
Karena Dia yang memilih Mama untukmu.

12-07-2014
Larinda
EK

Friday, May 16, 2014

ASA DI PENGHUJUNG RESAH


Berbalut sepotong cinta, menggegam belati asa.
Sepi nan senyap menguap lenyap
Pada tetes doa tersumbat dosa

buaian resah `ku rasa tersisa.

Di tepian dusta menghamba
Saat sorga yang didamba, 

sirna nan purna tinggal tanya tak terjawab.

Musim berulang, 

tetiba dingin menggigil terusir hangat nyamannya mentari. 
Sekejab bunga dan dedaunan bersemi indah. 
Lalu satu- satu kembali gugur.

Akankah karma menjejak di siklus hidup?

Kreo: 16 Mei 2014
Seorang yg kurindu tengah ditambahkan setahun kehidupan di bumi.
Kamu, masihkah ingat aku?
Di satu masa kita pernah merngkai aksara bersama. 

Menyusuri jejalin rasa di jiwa. Rasaku tetap milikmu.

Monday, April 21, 2014

PEREMPUAN BUKAN WARGA KELAS DUA


Berdendang riang perempuan melangkah
Bahagia penuh tak lagi patah
Menulis, membaca, berkarya nyata
Bukan hanya dapur-kakus-kasur

Mengasuh anak kewajiban bersama
Merancang bahagia bergandeng tangan
Pengabdian karena cinta
Warisan Kartini salah satu pembuka jalan
Kami bukan pelayan tapi kawan seperjalanan

Kami perempuan bebas merdeka
Bebas memilih dan memutuskan
Termasuk menolak dan berkata tidak
Perempuan, berkedaulatan penuh atas diri dan pemikirannya

Kami perempuan, mampu berjuang
Memanfaatkan peluang untuk jadi pemenang
Kami perempuan, tak perlu menunggu atau sembunyi di belakang bahu

Kami perempuan, membangun jaringan, membangun kemitraan
Demi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Kami perempuan, bukan warga kelas dua.

Kreo, 21 April 2014

Sunday, April 06, 2014

AROMA PENUH BIRAHI



Selepas petang, horizon masih membiru
Nantikan senja nan jingga
Di lipatan kenanganku imaji meliar
Sesosok seksi melebur dalam napsu
Kau hadir dengan aroma penuh birahi

Pendidikan, kesehatan, pertanian,
Lapangan kerja, pemerataan ekonomi
Jadi materi orasi
Mulut kotor berludah basi
Hamburkan bakteri tebarkan penyakit

Mengapa ketidakmampuan kalian memimpin negeri
Menjadi tanggung jawab kami sebagai pemilih?
Kalian sandera hak-hak kami
Kalian tebarkan omong kosong
Kalau mau negeri ini maju. Hentikan semua dusta

Tak ada pendidikan, kesehatan yang gratis
Semua dibayar dengan keringat dan kerja keras.
Dan kami sudah membayar semua itu.
Lalu di mana kalian yang pandai bermain kata?
Kekuasaan lebih gurih dari materi
Jangan heran kalau semua berlomba cari kuasa
Walau korbankan hati nurani

Saya setuju seruan jangan golput
Kami punya hak memilih
Kami pemilih cerdas
Sayang tak ada yang cerdas untuk di pilih
Jadi biarkan pilihan kami untuk tetap setia pada nurani
Memilih untuk tidak memilih.

Elisa Koraag
Kreo: 6 April 2014