Saturday, December 23, 2006

LELAKI YANG SATU INI

Padanya kuserahkan hidup dan kehidupanku
padanya ku relakan beriring sejalan
padanya ku genggamkan hati ini
padanya ku tautkan cintaku

cinta yang tak sama
seperti cinta yang kurasaka kala abg
cinta yang tak sama
seperti cinta birahi

cinta yang kuberikan
adalah cinta yang lahir
dari tekad untuk bersama
mengisi hari dan hati

Yang padanya ku bisa menangis
yang padanya ku bisa tertawa
yang padanya ku bisa bergetar
padanya ku bisa merasa nyaman

Tak ada lagi cerita tentang cinta kita
Tak ada lagi cerita tentang janji kita
yang ada adalah nyanyian Bas dan Van
yang ada adalah tawa bersama

Terima kasih Tuhan
untuk lelaki yang satu ini
TELAH kau jadikan ia, suamiku!
Satu pintaku,
berikan yang terbaik baginya!


(Selamat Ultah, Pa!
Semua janji sudah lunas.
Semoga kebahagiaan tetap milik kita!)

Thursday, December 21, 2006

SEBAIT PENGAKUAN DOSA UNTUK BUNDA

Kejadian itu sudah hampir sebelas tahun berlalu Bunda,
namun baru kali ini berani kuungkap
Itupun secara tidak langsung lhanya ewat sebait puisi.

Bunda,
kau pegang kedua pipiku dan kau cium keningku
sebait doa tulus kau tiupkan
saat kau lepas aku ke tangan laki-laki
yang akan memperistriku

Ku ingat bunda,
yang kau ucapkan "Jadilah perempuan yang membanggakan!"
waktu itu aku tak paham
dalam hati aku mencibir "Bunda ada-ada saja!"

Tapi kini bila kuingat ucapan doamu,
ada penyesalan akan cibiranku
kau benar bunda
harapan dan doamu sangat sederhana
Jadi perempuan yang membanggakan

Hingga kini
aku tak tahu,
sudahkah aku menjadi perempuan yang membanggakan?

Tapi bagiku, bunda
engkau sungguh perempuan yang sangat kubanggakan.
Dan kuingin seperti engkau.
Selamat hari ibu, bunda!



(Icha Koraag, 22 Des 2006)

Thursday, December 14, 2006

SECANGKIR WEDANG RONDE

Aromanya langsung menggelitik hidung
Mengirim tanda kenikmatan dalam pikiran
Hmm kepulan asap di atas cangkir
Mengaburkan air yang berbuih

Tak sabar ingin ku teguk
Tuk rasakan kehangatan yang mengalir
Mulai dari bibir, tenggrokan hingga ke perut
Bersabar-bersabar, perintahku dalam hati

Warna coklatnya mengingatkan ku
Pada warna bola mata seseorang
Keharuman jahe
Mengingatkanku pada aroma tubuhnya

Tapi benakku tak dapat mencerna
Apakah rasa wedang ronde ini
Senikmat sapuan bibirnya pada bibirku?
Yang pasti sama-sama hangat dan enak
Dinikmati waktu musim dingin.

Icha Koraag 15 Desember 2006

Thursday, December 07, 2006

AGAR HIDUP LEBIH HIDUP

Gemuruh sorak sorai dalam kelas
berubah heing bagaikan setan lewat
ketika sebuah kepala muncul dibalik pintu.
Hore...anak baru!

Sorak seisi kelas, kala kepala tadi
sudah masuk lengkap dengan sosok tubuhnya
Tersenyum ragu, berdiri kaku
menunggu ajakan untuk menyatu

mari kawan, silahkan duduk
pilihlah tempat yang nyaman
Jangan ragu atau malu
jangan turut nakalnya prilaku

segera ambil kertas dan pena
bukalah hati dan jiwa
Selamat datang di kelas kehidupan
Kita kan mulai pelajaran kehidupan

Yang mencoba membagi makna kehidupan
agar kita bisa mengisi kehidupan
dengan hal-hal yang bermanfaat.
Agar hidup lebih hidup.



Icha

Bahtera Hidup

Laju....lajulah bahteraku,
Tiang keyakinan sudah terpancang
Layar kesetiaan sudah terkembang
Meluncur perlahan di samudra kehidupan

Menaklukan karang terjal dan topan badai
Mengikuti rasi bintang sebagai suar
Lajulah laju bahteraku
Menuju pelabuhan cinta.

Icha Koraag, 7 Desember 2006

Wednesday, December 06, 2006

Puisi untuk Asahan Alham Aidit

Pak Asahan
Selamat Ulang tahun



Jalan berliku telah di lalui
seribu cerita telah tercipta
buah pikirmu abadikan dirimu
termasuk pada mereka
yang tak pernah mengenalmu

mungkin sejarah tak mencatatmu
tapi Tuhan tahu, engkau ada
dan yang lain tak berarti
ketika Dia menumpangkan tanganNya
atas hidup dan kehidupanmu

Semoga kesehatan dan kebahagiaan
menyertai setiap tarikan nafasmu
di hari-hari mendatang.



Salam
Icha dan keluarga.

Sunday, December 03, 2006

SAHABAT

Mengenalmu adalah salah satu hal terindah dalam hidupku.
Tanpa banyak proses, hati dan rasa kita langsung menyatu
Seakan batin kita yang bercumbu
Melampau segala daya dan waktu

Mulanya hanya mata yang saling memandang,
Mata kita terperangkap saling menatap
Tak sadar ada senyum mengembang
Tangan kita menggenggam mantap

Ku sebut namaku kau sebut namamu
Lalu dimana ada aku di situ ada kamu
Tangismu adalah tangisku, tawamu adalah tawaku
Berjalan begitu saja kita menjadi satu rasa

Sahabat
Kata yang mengandung banyak makna
Namun kita tak perlu makna itu
Kita menjalani makna itu

Padahal banyak perbedaan diantara kita
Namun kita mampu menyimpan perbedaan
Pada saku celana jeans kita
kita saling mengikatkan tali pengertian

Waktu ada mendung diwajahmu tanpa perlu kutanya,
Uneg-uneg itu menggumpal dan keluar
Seperti kotoran yang menyumbat gorong-gorong.
Langsung melancarkan sesak batinmu

Sebaliknya kabar sukacita tak pernah bisa disembunyikan
Karena selalu memancarkan dari sinar di bola matamu.
Walau kini kita terpisah oleh jarak
Batin kita telah menyatu, lewat rasa yang selalu kita hidupkan.

4 Des 2006

Friday, December 01, 2006

Parade puisi di sela Rapat Kerja

TANYAKU

Gemintang bercahaya
Bagai lampu penghias angkasa
Malam bermandi cahaya
Bagai perawan yang tersenyum

Sayap bidadari mengepak
Bersenda gurau diantara Mars dan venus
Menebar kasih
Lewat cupid dan anak panahnya

Jiwaku terbang melayang jauh
Menggapai bulan dan bintang
Menerobos planet dan tata surya
Siapakah aku hingga Kau peduli?



SALAM

Sentuhan lembut dikening
Buyarkan lelap dan mimpi
Hangat kecupmu
Melingkup aku dalam kebahgiaan


RESAH

Gelisah menyentak batin
Rasa tak puas menyerang syaraf
Rasa kosong menyapa nurani
Sepi mengigit menusuk kalbu
Kala kulupa menyapaMU



SEPOTONG DOA

Pagi menjelang, saat mata terbuka
Mentari memberi kehangatan
Sehangat kasihMu
Selamat pagi Tuhan
Sertai aku
sepanjang tarikan nafasku.



SYUKUR

Dua tangan tertangkup di dada
Mata terpejam hati terbuka
Ucap syukur untuk semua anugerah
Atas hidup dan kehidupanku.


Radin Hotel, 2 Des 2006. Room 233

RAKER RENSTRA

Silih berganti rentetan slide terpasang
Keyboard komputer terus ditekan
Aneka rencana dibicarakan
Selalu terjadi di akhir tahun

Rapat kerja rencana strategi
Niatan yang didengungkan
Opersional, marketing, bisnis, IT, produksi dan EDP
Kerja sama dan kualitas harus ditingkatkan

Berlari bersama, besar bersama tuk raih profit
Deviden diberikan, komisari tersenyum
Karyawan senang gosip bonus dihembuskan
Cemooh keras ketika target bilang terucap

Nonsens
Tak masuk akal
Memangnya kuli
Apa rewardnya?
Namanya juga employee
Take it or live it

Tapi jangan lupa
Uang susu dan uang sekolah
Tak bisa dibayar
dengan selembar surat rekomendasi.

Radin Hotel, Karimata room, 1/Des 2006. Pk. 18.15

NYANYIAN KELAPARAN

Gemuruh derap jantung
Memompakan darah lebih cepat
Dalam tiap pembuluh vena

Butir-butir darah merah
Berbaris rapih namun tertatih
Karena tak lagi ada daya

Oksigen terhirup bercampur timbal
Abu-abu, hitam dan pekat
Asap knalpot pengumbar polusi

Tak heranlah
Nafas ini menjadi satu-satu
udara bersih telah langka

Tak heran pula
Kalau barisan virus berderap
Diiringi genderang kematian

Daya kebal tubuh tak lagi ada
Para perempuan tak mampu beri ASI
Lantaran makanan bergizi tak terbeli

Tinggal mimpi menggoda
Saat tertidur menahan lapar
Berharap kenyang dalam khayal.




Radin Hotel, 1 Des 2006. pk. 20.10

ASA & KEYAKINAN

Tegak karang berdiri menantang
Kokoh tak goyah diterpa gelombang
Camar terbang melayang
Menghias birunya langit

Riuh suara anak nelayan
Saling berkejaran dihamparan pasir
Meninggalkan banyak jejak kaki
Yang tak berbekas, disapu ombak

Kilau mentari memantul di kaca air laut
Membias indah bagai pelangi
Memendar seribu warna
Menghantar seribu rasa

Pada sebuah asa dan keyakinan
Rentang kisah hidup tak berakhir hari ini
Karena ku tahu, ombak kembali bergulung
Dan esok mentari masih kan terbit.

Radin Hotel, 1 Des 2006. pk. 20.10