Tuesday, January 16, 2007

LAUT

kumpulan air yang banyak
terlalu banyak hingga ku tak tahu jumlahnya
kulihat berwarna biru dan berasa asin
laut, orang menyebutnya

Sungguh banyak kehidupan yang kau berikan pada sekitar.
baik bagi hewan dan tumbuhan
maupun manusia yang mengandalkan isi perutmu
kau sumber alam yang laur biasa.

Namun kau juga bisa berubah kejam
segala nya kau telan tanpa dosa
tak terhitung hilangnya nyawa manusia
tapi sekali lagi karena engkau laut.

Sejuta orang mencaci
sejuta orang menjadikan kau sumber kehidupan
sejuta orang membenci namun lebih sejuta orang pula
yang mejadikan kau hiburan.

Bila kau marah, bencana tak terbendung
bila kau diam sangat menghanyutkan
Laut dan laut
karena memang kau laut.

(Icha Koraag, 16 januari 2007)

Wednesday, January 10, 2007

APAKAH RASA MALU ADA ARTINYA?

2006 telah berlalu dan 2007 sudah hadir.
Januari si bulan di awal tahun
Bulan penuh doa dan harap
Namun tercoreng Adam Air yang naas

Para cenayang dan juru ramal
Di buru dan di cari
Untuk sekedar mengintip
Apa yang akan terjadi

Musibah dan musibah masih akan mewarnai Indonesia
Krisis yang terjadi bukan hanya bidang ekonomi
Lebih parah dan menyedihkan
Adalah krisis kepercayaan

Tapi apa mau di kata
Menjadi pejabat bukan hanya cita-cita
Karena uang dan kekuasaan
Punya kekuatan di mana-mana

Karena itu dengan segala cara
Jadi pejabat harus diusahakan
Tabur uang dan tabur janji
Adalah halal hukumnya

Kalau keringat rakyat belum kering
Bahkan darah rakyat masih mengalir
Jangan berharap ada pertobatan
Karena agama dan Tuhan hanya diagungkan di bibir.

Sumpah serapah tidak akan membuat pejabat malu dan sadar.
Demonstrasi menuntutpun tinggal menjadi berita penghias media
Dan lagi-lagi rayat disajikan adegan penuh dagelan
Lalu, apakah rasa malu ada artinya?
( Januari 2007)

BERITA

Surat kabar terbentang dihadapanku
Ditemani secangkir teh manis
Mataku mulai menelusuri judul-judul berita
Berharap ada sedikit berita baik

Sayang harapanku tinggallah harapan
Berita yang ada semua menjanjikan kehancuran
Mulai dari menguatnya kurs dolar
Sampai belum diketemukannya pesawat Adam Air

Mulai dari penculikan dan penjualan bocah balita
Sampai banjir di Sambas.
Mulai dari longsor di Padang, disusul di NTT
Mulai dari kelangkaan beras sampai naiknya jumlah orang miskin

Lalu, apa salah kalau rakyat kecil menggemari infoteinment?
Walau beritanya hanya kawin-cerai atau putus dan jadian
Atau kelahiran dan kematian tetap lebih menyenangkan
karena sosok public figur memang enak di lihat.

Lalu dimana salahnya?
Tidak ada yang salah, semua sah-sah saja
Terimalah kejadian hari ini, besok? Ya berita lain lagi!
Walau isi sama paling tidak judulnya beda.

MAIN PLAY STATION

Jemari kecil anaku menari lincah di atas stick Play Stasion.
Matanya penuh konsentrasi ke pesawat televisi
Jari-jarinya memencet tombol kiri kanan dan atas bawah
Sesekali badannya ikut bergoyang.

Kalau jagoannya kalah, ia berseru kesal, Accccch, teriaknya!
Lalu ia berbalik dan memandangku
Apa? Tanyaku heran
”Mama bisa tidak?” tanyanya

”Bisa apa?” tanyaku
”Main PS?” jawabnya
”Ya, bisa dong! Jawabku lagi
”Ayo main, lawan aku?” tantangnya

Siapa takut! Seruku sambil maju dan duduk mendekat.
Satu stick lagi di aktifkan dan aku memegang satu

Di layar tivi, dua jagoan siap bertarung
Aku yang pakai baju biru, kata anakku
Itu artinya jagoanku yang memakai baju merah.
Rupanya, dia belum kenal mamanya!

Tak lama, kami berdua sudah tenggelam dalam pertarungan
Walau hanya di Play station namun cukup mengundang emosi
Beberapa kali kubiarkan aku kalah
Strategi ini perlu untuk menumbuhkan rasa percaya diri anakku

Permainan usai dengan score 5-3 untuk kemenangan Bas.
Anakku datang mendekat lalu memelukku
”Terima kasih ma, sudah ditemani” ujarnya senang
”Terima kasih juga karena mengajak mama bermain” jawabku

”Aku tahu mama mengalah” tiba-tiba ia berkata demikian
terkejut? Pasti. Aku hanya melongo.
’Jangan takut ma, aku sudah siap kalah! Ujarnya lagi sambil tertawa
Tinggal aku yang tersipu malu, anakku sudah mengerti!

Memang, kalah dan menang adalah hal biasa.

(Icha Koraag 9 Januari 2007)

INDONESIAKU TETAP SATU

Keterasingan itu kembali menghampiriku.
Siapa kau? Tanyaku penuh kejengkelan
Pergi dan enyahlah kau dari hadapanku
Kau tak akan mampu mengubahku

Jangan kau kipas api kemarahanku
Karena kau tak akan tahu
Apa yang akan terjadi jika amarahku meledak
Ya, amarahku mampu menimbulkan bencana

Kau ingat Bom Bali I, Bom Bali II
Bom Mariot dan Bom-bom lain?
Itu hanya setitik kemarahan tak berpangkal
Hanya representasi kekecewaan segelintir orang

Namun tetap saja, aku tak suka itu
Bencana selalu menimbulkan kesusahan
Kesedihan, derita dan air mata
Tapi amarah itu aku punya

Jangan congkak bung!
Kau tak akan mampu memaksaku
Menerima keterasingan yang mengganggu
Dan menggerogoti

Aku dengan segala daya dan upaya
Akan bertahan dan mempertahankan
Karena keterasingan yang kau bawa
Buatku hanyalah kesia-sia-an.

Jangan kau ganggu Indonesiaku
Dengan sejuta isme yang kau sisipkan
dalam pemikiran bodoh bangsaku
karena Indonesia tetap akan satu

Walau ada pejabat korupsi atau kawin lagi
Walau makin banyak yang bermoral bejat
Walau tak ada lagi tontonan yang bermutu
Walau tak ada lagi panutan

Indonesiaku tetap satu
Dari sabang sampai Merauke
Berjajar pulau-pulau
Itulah Indonesia, tanah airku

Demikian syair lagu sudah dikumandangkan
Sebagai tekad untuk bersatu
Dan aku sebagai anak negeri
Tak kan membiarkan kehancuran menyentuh Indonesia

Indonesiaku tetap satu!
Yang kan ku bela hingga akhir hayat
Karena si sana ada tetes darah ayahku!
Dan darah patriot yang lain.

(Icha Koraag, 10 Januari 2007)

Wednesday, January 03, 2007

PAPA

Tetes air mata itu kau ronce
Menjadi satu tali ketabahan
Satu persatu senyum itu
Kau jalin menjadi selimut kehangatan

Butir-butir keringat menjadi
bahan bakar menuju ke suksesan
Persoalan demi persoalan kau urai
Menjadi sumber kebijaksanaan

Semua yang kau sentuh
Menjadi alas kesejahteraan
Semua yang kau rangkai
Menjadi satu kasih

Kala kau basuh kenakalan kami
Dengan ucapan yang lembut
Meluluhkan kesan jahat
Yang timbulkan penyesalan

Mengingatmu dengan seluruh
Kenangan
Timbulkan senyum bahagia
Adalah hangatnya kasihmu.

Icha Koraag 29 Des 2006