Wednesday, September 17, 2008

SAATNYA RAKYAT BICARA

Niat memperkaya diri sendiri suah berurat akar
tidak peduli di rakyat lapar
hingga jatuh terkapar
tak peduli kelak di neraka kan di bakar

urat malu sudah lama putus
iman sepotong sudah terbakar hangus
cita-cita ke sorga sudah pupus
karena dosa sudah membungkus

Tuhannya adalah duit
niat jahatnya sudah melilit
maka banyak alasan untuk berkelit
hingga korupsi hanya ibarat bersuit

banyak yang dipenjara
tetap tak membuat jera
hingga menimbulkan lara
menodai perasaan rakyat di tiap perkara

Semua keputusan pengadilan
seperti hasil sebuah pertandingan
kalah tak terima menyerah
yang belum tertangkap tidak pasrah

korupsi hanyalah sebuah jalan
menyibukan rakyat dan lembaga terkait
dari hakikat benar sebuah persoalan
tak dianggap persoalan serius yang membelit

Saatnya rakyat bicara
menyampakan pendapat dengan suara
agar menggema di semua udara
semangat perubahan sudah membara.

Icha Koraag 15/9-2008

Friday, September 12, 2008

Simpatik untuk BMI di Hongkong

Lama nian abang pergi
enam purnama lewat sudah
berbekal tekad nan gigih
benamkah rasa yang terbedah

ke pelabuahan numpang andong
pintu palang harus di buang
niat berlabuh di kota Hongkong
waktu pulang kan bawa uang

sayang di sayang seribu dawai
ijasah hanya melayang
bayang bayang jadi pegawai
pekerjaan yang ada hanya pelayan

peluh dan letih dua sekawan
mengeluh pedih tak bisa melawan
bukan majikan tak punya hati
tapi pemerintah sendiri yang menyakiti.


Note:
Salam dan doa untuk saudara-saudara BMI di hongkong
Kobarkan terus semangat juang dan perlawanan.
Kita punya hak, maka teruslah berjuang!

Icha Koraag

Citibank Tower : 12/Sept 2008

Thursday, September 11, 2008

UTANG JANJI

Kembara khayalku menembus dinding ilusi
menyentuh rasa di kedalamana nurani
kerinduan akan kicau gelatik
kesejukan alam pegunungan
kehangatan matahari pantai
kehijauan hutan dan
merdunya tawa rakat jelata

bocah kampung bertelanjang kaki
berlari di beceknya lumpur
bersenda gurau dengan sesama kawan
di desa yang jauh dari sejahtera
tawa suara itu sangat merdu
wajah riang itu penuh kedamaian
tak terpikir besok makan apa
hanya bapak dan si mboknya
yang termenung: besok apa makan?

Indahnya alamku
Tak mampu hapuskan kemiskinan
permainya tanah airku
hanya jadi objek sesaat
lugu warganya
sasaran komoditas politik jelang pemilu

tebar janji tebar pesona
utang janji lalu belum terbukti
janji baru segera dibikin
urusan bayar belakangan
janji janji tinggal janji
masih bisakah rakyat percaya?

11/9-2008 Icha Koraag