Wednesday, January 06, 2010

TITIP SAYANG



Masih bolehkah ku ungkap rindu di dada ini? tanyaku
Mengapa tidak?
Selama diungkapkan dengan rasa sayang, jawabmu.

Masihkah rasa sayang itu ada? Tanyaku
Tak pernah berubah, jawabmu.

Ada getar halus bagai senar melodi yang terpetik.
Pelan namun sayup tetap terdengar
Kirimkan emosi tak terbaca
Karena hanya terasa

Kutitipkan sayangku, katamu
Kan kusimpan di hati sebelah kanan, jawabku

Mengapa, tanyamu
Agar kau tahu letaknya, jawabku
(bila satu saat ingin kau pindahkan,
Kau tahu harus mengambilnya di mana.)

Kamarku, Pk. 23.15
6 Januari 2010
Icha Koraag

LUKA JIWA

Dalam dingin air es
Terselubung nyanyian pilu
Yang mampu bekukan nurani
Sebuah tanya tersirat
Mengapa?

Segenggam asa terampas paksa
Karena sebutir ego anak manusia
tersakiti
Jiwanya luka tak mampu ucap
Walau hanya sepenggal kata.

Seulas senyum dan sebuah kata maaf
Tak mampu kembalikan kehangatan itu.
semburat merah di wajah
denyut nadi di leher
Tanda ada kehidupan.

Namun adakah arti tubuh yang hangat
Dalam jiwa yang mati?
Satu satu daun gugur
Bunga layu, kering, runtuh
Jatuh di atas tanah kering berbatuan

HO Bintaro: 6 Januari 2010
Icha Koraag