Fajar pagi menghantar keberkahan Ilahi
Setahun bertambah usia
berharap bijaksana
lurus berjalan
patuh pada perintahNya
senantiasa penuh kasih dan cinta
Merunduk sedalam lutut
memohon ampun atas goresan dosa
lemah tak berdaya tanpaNya
sadar diri akan kuasaNya
Tuhan ijinkan aku bersujud depanMu
tuk mensyukuri semua berkatMu
Icha 201108
Thursday, November 20, 2008
Wednesday, September 17, 2008
SAATNYA RAKYAT BICARA
Niat memperkaya diri sendiri suah berurat akar
tidak peduli di rakyat lapar
hingga jatuh terkapar
tak peduli kelak di neraka kan di bakar
urat malu sudah lama putus
iman sepotong sudah terbakar hangus
cita-cita ke sorga sudah pupus
karena dosa sudah membungkus
Tuhannya adalah duit
niat jahatnya sudah melilit
maka banyak alasan untuk berkelit
hingga korupsi hanya ibarat bersuit
banyak yang dipenjara
tetap tak membuat jera
hingga menimbulkan lara
menodai perasaan rakyat di tiap perkara
Semua keputusan pengadilan
seperti hasil sebuah pertandingan
kalah tak terima menyerah
yang belum tertangkap tidak pasrah
korupsi hanyalah sebuah jalan
menyibukan rakyat dan lembaga terkait
dari hakikat benar sebuah persoalan
tak dianggap persoalan serius yang membelit
Saatnya rakyat bicara
menyampakan pendapat dengan suara
agar menggema di semua udara
semangat perubahan sudah membara.
Icha Koraag 15/9-2008
tidak peduli di rakyat lapar
hingga jatuh terkapar
tak peduli kelak di neraka kan di bakar
urat malu sudah lama putus
iman sepotong sudah terbakar hangus
cita-cita ke sorga sudah pupus
karena dosa sudah membungkus
Tuhannya adalah duit
niat jahatnya sudah melilit
maka banyak alasan untuk berkelit
hingga korupsi hanya ibarat bersuit
banyak yang dipenjara
tetap tak membuat jera
hingga menimbulkan lara
menodai perasaan rakyat di tiap perkara
Semua keputusan pengadilan
seperti hasil sebuah pertandingan
kalah tak terima menyerah
yang belum tertangkap tidak pasrah
korupsi hanyalah sebuah jalan
menyibukan rakyat dan lembaga terkait
dari hakikat benar sebuah persoalan
tak dianggap persoalan serius yang membelit
Saatnya rakyat bicara
menyampakan pendapat dengan suara
agar menggema di semua udara
semangat perubahan sudah membara.
Icha Koraag 15/9-2008
Friday, September 12, 2008
Simpatik untuk BMI di Hongkong
Lama nian abang pergi
enam purnama lewat sudah
berbekal tekad nan gigih
benamkah rasa yang terbedah
ke pelabuahan numpang andong
pintu palang harus di buang
niat berlabuh di kota Hongkong
waktu pulang kan bawa uang
sayang di sayang seribu dawai
ijasah hanya melayang
bayang bayang jadi pegawai
pekerjaan yang ada hanya pelayan
peluh dan letih dua sekawan
mengeluh pedih tak bisa melawan
bukan majikan tak punya hati
tapi pemerintah sendiri yang menyakiti.
Note:
Salam dan doa untuk saudara-saudara BMI di hongkong
Kobarkan terus semangat juang dan perlawanan.
Kita punya hak, maka teruslah berjuang!
Icha Koraag
Citibank Tower : 12/Sept 2008
enam purnama lewat sudah
berbekal tekad nan gigih
benamkah rasa yang terbedah
ke pelabuahan numpang andong
pintu palang harus di buang
niat berlabuh di kota Hongkong
waktu pulang kan bawa uang
sayang di sayang seribu dawai
ijasah hanya melayang
bayang bayang jadi pegawai
pekerjaan yang ada hanya pelayan
peluh dan letih dua sekawan
mengeluh pedih tak bisa melawan
bukan majikan tak punya hati
tapi pemerintah sendiri yang menyakiti.
Note:
Salam dan doa untuk saudara-saudara BMI di hongkong
Kobarkan terus semangat juang dan perlawanan.
Kita punya hak, maka teruslah berjuang!
Icha Koraag
Citibank Tower : 12/Sept 2008
Thursday, September 11, 2008
UTANG JANJI
Kembara khayalku menembus dinding ilusi
menyentuh rasa di kedalamana nurani
kerinduan akan kicau gelatik
kesejukan alam pegunungan
kehangatan matahari pantai
kehijauan hutan dan
merdunya tawa rakat jelata
bocah kampung bertelanjang kaki
berlari di beceknya lumpur
bersenda gurau dengan sesama kawan
di desa yang jauh dari sejahtera
tawa suara itu sangat merdu
wajah riang itu penuh kedamaian
tak terpikir besok makan apa
hanya bapak dan si mboknya
yang termenung: besok apa makan?
Indahnya alamku
Tak mampu hapuskan kemiskinan
permainya tanah airku
hanya jadi objek sesaat
lugu warganya
sasaran komoditas politik jelang pemilu
tebar janji tebar pesona
utang janji lalu belum terbukti
janji baru segera dibikin
urusan bayar belakangan
janji janji tinggal janji
masih bisakah rakyat percaya?
11/9-2008 Icha Koraag
menyentuh rasa di kedalamana nurani
kerinduan akan kicau gelatik
kesejukan alam pegunungan
kehangatan matahari pantai
kehijauan hutan dan
merdunya tawa rakat jelata
bocah kampung bertelanjang kaki
berlari di beceknya lumpur
bersenda gurau dengan sesama kawan
di desa yang jauh dari sejahtera
tawa suara itu sangat merdu
wajah riang itu penuh kedamaian
tak terpikir besok makan apa
hanya bapak dan si mboknya
yang termenung: besok apa makan?
Indahnya alamku
Tak mampu hapuskan kemiskinan
permainya tanah airku
hanya jadi objek sesaat
lugu warganya
sasaran komoditas politik jelang pemilu
tebar janji tebar pesona
utang janji lalu belum terbukti
janji baru segera dibikin
urusan bayar belakangan
janji janji tinggal janji
masih bisakah rakyat percaya?
11/9-2008 Icha Koraag
Saturday, August 09, 2008
8 PUISI DI 8-8-08
1. INSYAF
Ku coba lalui
Kehidupan yang harus ku jalani
Mengandalkan naluri
Dan kekerasan hati
Namun semua menjadi tak pasti
Terdengar suara di sudut nurani
Menyentak ke dalam sanubari
Berseru tuk aku melunakan hati
Agar aku segera kembali
Dalam terang kasih Ilahi
2. CINTAKala lidah ini kelu
berseru memanggilmu
Ku harap Kau dengar
Lewat pelangi yang berpendar
Dalam warna kehidupan
Yang tawarkan kedamaian
Cintapun Kau hadirkan
Lewat bayu yang Kau hembuskan
3. SENANDUNG HATI
Indah dan sempurna
Semua karya ciptaMu
Alam semesta
Tempat semua machluk Kau cipta
Besar dan agung namaMu
Membuat semua insan bersujud
Dalam doa dan pujian
Dengan senandung hati
4. ALVA DAN OMEGADalam keterbatasanku
Tak ada cacad di mataMu
Dalam galauku
Kau tawarkan kedamaian
Kaulau sumbar air kehidupan
Tempat dimana
Semua berawal dan berakhir
Kaulah alva dan omega
5. JAWABMU
Dengan kehati-hatian
Coba ku lalui jalan ini
Walau penuh onak duri
Kutahu dan ku sadari
Karena aku memang mencari
Sumber ketenangan diri
Kuterjaga dari lelap
Cahya purnama tengah menatap
Menimpa wajahku dalam gelap
terasa sebagai jawabMu yang menggenap
Sehingga membuat langkahku menjadi mantap
6. SUMBER KETENANGANKu tersersentak
Seakan ada semangat baru
Menghapus semua biru
Membuatku terharu
Engkaulah
Sumber rasa tenang
Saatku merasa gamang
Dan kini ku merasa senang
7. SEMPATKAH AKU BANGGAKAH DIRIMU?Sulit merangkai kata
tuk gambarkan syukurku
karena cintaMu sesakan nafasku
kelu lidahku tuk naikkan pujian
sepasti pelangsi sesudah hujan
sepasti itu hadirMu
lena diriku lupakan Engkau
nyaris putuskan asaku
Padahal nyata jejakMu dalam mata batinku
Besar cintaMu, rangkul aku dengan sayang
Kau belai aku dengan kelembutan kasih
Kau murnikan jiwa bebalku
Dengan hangat pelukMu.
Sempatkah aku banggakan diriMu?
8. WARNA-WARNI KEHIDUPANBirunya langit dan laut
Masih lebih biru dukaku
Semburat merahnya mentari
Lebih merah amarahku
Hijaunya rumput di padang
Masih lebih hijau rasaku
Hitam gelapnya malam
Tak lebih pekat dari dosaku
Masihkah kuharap putih seputih salju?
Tuk ronai hariku?
Ku tak ingin putih
Ku ingin nila, kuning dan jingga
tuk genapi pelangi kehidupan
karena ku tau
hidup tak hanya satu warna.
Tangerang, 8 Agustus 2008
Ku coba lalui
Kehidupan yang harus ku jalani
Mengandalkan naluri
Dan kekerasan hati
Namun semua menjadi tak pasti
Terdengar suara di sudut nurani
Menyentak ke dalam sanubari
Berseru tuk aku melunakan hati
Agar aku segera kembali
Dalam terang kasih Ilahi
2. CINTAKala lidah ini kelu
berseru memanggilmu
Ku harap Kau dengar
Lewat pelangi yang berpendar
Dalam warna kehidupan
Yang tawarkan kedamaian
Cintapun Kau hadirkan
Lewat bayu yang Kau hembuskan
3. SENANDUNG HATI
Indah dan sempurna
Semua karya ciptaMu
Alam semesta
Tempat semua machluk Kau cipta
Besar dan agung namaMu
Membuat semua insan bersujud
Dalam doa dan pujian
Dengan senandung hati
4. ALVA DAN OMEGADalam keterbatasanku
Tak ada cacad di mataMu
Dalam galauku
Kau tawarkan kedamaian
Kaulau sumbar air kehidupan
Tempat dimana
Semua berawal dan berakhir
Kaulah alva dan omega
5. JAWABMU
Dengan kehati-hatian
Coba ku lalui jalan ini
Walau penuh onak duri
Kutahu dan ku sadari
Karena aku memang mencari
Sumber ketenangan diri
Kuterjaga dari lelap
Cahya purnama tengah menatap
Menimpa wajahku dalam gelap
terasa sebagai jawabMu yang menggenap
Sehingga membuat langkahku menjadi mantap
6. SUMBER KETENANGANKu tersersentak
Seakan ada semangat baru
Menghapus semua biru
Membuatku terharu
Engkaulah
Sumber rasa tenang
Saatku merasa gamang
Dan kini ku merasa senang
7. SEMPATKAH AKU BANGGAKAH DIRIMU?Sulit merangkai kata
tuk gambarkan syukurku
karena cintaMu sesakan nafasku
kelu lidahku tuk naikkan pujian
sepasti pelangsi sesudah hujan
sepasti itu hadirMu
lena diriku lupakan Engkau
nyaris putuskan asaku
Padahal nyata jejakMu dalam mata batinku
Besar cintaMu, rangkul aku dengan sayang
Kau belai aku dengan kelembutan kasih
Kau murnikan jiwa bebalku
Dengan hangat pelukMu.
Sempatkah aku banggakan diriMu?
8. WARNA-WARNI KEHIDUPANBirunya langit dan laut
Masih lebih biru dukaku
Semburat merahnya mentari
Lebih merah amarahku
Hijaunya rumput di padang
Masih lebih hijau rasaku
Hitam gelapnya malam
Tak lebih pekat dari dosaku
Masihkah kuharap putih seputih salju?
Tuk ronai hariku?
Ku tak ingin putih
Ku ingin nila, kuning dan jingga
tuk genapi pelangi kehidupan
karena ku tau
hidup tak hanya satu warna.
Tangerang, 8 Agustus 2008
Wednesday, February 20, 2008
Selalu ku bawa di sudut hati
Kabut putih menyambut diri
menghentak burung besi
menggugah asa dalam seni
akan mahakarya sang Ilahi
Membelah awan melintas laut
tinggalkan si buah kati dalam temaram kabut
tanggung jawab bunda menjadi salut
menghantarku ke negri pelaut
Tapak kaki menjejak bumi Makassar
bau asin dan dan angin kasar
terpa kulit dan menyentuh hati besar
Di sini aku datang menepati nasar
Demi janji pada nurani
berikan terbaik bagi si buah hati
laut nan luas ku seberangi
dengan selalu membawa kalian di sudut hati
Singgasana Hotel, Makassar
19 Februari 2008.
Bas, Van
Cinta mama selalu menyertai
menghentak burung besi
menggugah asa dalam seni
akan mahakarya sang Ilahi
Membelah awan melintas laut
tinggalkan si buah kati dalam temaram kabut
tanggung jawab bunda menjadi salut
menghantarku ke negri pelaut
Tapak kaki menjejak bumi Makassar
bau asin dan dan angin kasar
terpa kulit dan menyentuh hati besar
Di sini aku datang menepati nasar
Demi janji pada nurani
berikan terbaik bagi si buah hati
laut nan luas ku seberangi
dengan selalu membawa kalian di sudut hati
Singgasana Hotel, Makassar
19 Februari 2008.
Bas, Van
Cinta mama selalu menyertai
Subscribe to:
Posts (Atom)