Keterasingan itu kembali menghampiriku.
Siapa kau? Tanyaku penuh kejengkelan
Pergi dan enyahlah kau dari hadapanku
Kau tak akan mampu mengubahku
Jangan kau kipas api kemarahanku
Karena kau tak akan tahu
Apa yang akan terjadi jika amarahku meledak
Ya, amarahku mampu menimbulkan bencana
Kau ingat Bom Bali I, Bom Bali II
Bom Mariot dan Bom-bom lain?
Itu hanya setitik kemarahan tak berpangkal
Hanya representasi kekecewaan segelintir orang
Namun tetap saja, aku tak suka itu
Bencana selalu menimbulkan kesusahan
Kesedihan, derita dan air mata
Tapi amarah itu aku punya
Jangan congkak bung!
Kau tak akan mampu memaksaku
Menerima keterasingan yang mengganggu
Dan menggerogoti
Aku dengan segala daya dan upaya
Akan bertahan dan mempertahankan
Karena keterasingan yang kau bawa
Buatku hanyalah kesia-sia-an.
Jangan kau ganggu Indonesiaku
Dengan sejuta isme yang kau sisipkan
dalam pemikiran bodoh bangsaku
karena Indonesia tetap akan satu
Walau ada pejabat korupsi atau kawin lagi
Walau makin banyak yang bermoral bejat
Walau tak ada lagi tontonan yang bermutu
Walau tak ada lagi panutan
Indonesiaku tetap satu
Dari sabang sampai Merauke
Berjajar pulau-pulau
Itulah Indonesia, tanah airku
Demikian syair lagu sudah dikumandangkan
Sebagai tekad untuk bersatu
Dan aku sebagai anak negeri
Tak kan membiarkan kehancuran menyentuh Indonesia
Indonesiaku tetap satu!
Yang kan ku bela hingga akhir hayat
Karena si sana ada tetes darah ayahku!
Dan darah patriot yang lain.
(Icha Koraag, 10 Januari 2007)
Siapa kau? Tanyaku penuh kejengkelan
Pergi dan enyahlah kau dari hadapanku
Kau tak akan mampu mengubahku
Jangan kau kipas api kemarahanku
Karena kau tak akan tahu
Apa yang akan terjadi jika amarahku meledak
Ya, amarahku mampu menimbulkan bencana
Kau ingat Bom Bali I, Bom Bali II
Bom Mariot dan Bom-bom lain?
Itu hanya setitik kemarahan tak berpangkal
Hanya representasi kekecewaan segelintir orang
Namun tetap saja, aku tak suka itu
Bencana selalu menimbulkan kesusahan
Kesedihan, derita dan air mata
Tapi amarah itu aku punya
Jangan congkak bung!
Kau tak akan mampu memaksaku
Menerima keterasingan yang mengganggu
Dan menggerogoti
Aku dengan segala daya dan upaya
Akan bertahan dan mempertahankan
Karena keterasingan yang kau bawa
Buatku hanyalah kesia-sia-an.
Jangan kau ganggu Indonesiaku
Dengan sejuta isme yang kau sisipkan
dalam pemikiran bodoh bangsaku
karena Indonesia tetap akan satu
Walau ada pejabat korupsi atau kawin lagi
Walau makin banyak yang bermoral bejat
Walau tak ada lagi tontonan yang bermutu
Walau tak ada lagi panutan
Indonesiaku tetap satu
Dari sabang sampai Merauke
Berjajar pulau-pulau
Itulah Indonesia, tanah airku
Demikian syair lagu sudah dikumandangkan
Sebagai tekad untuk bersatu
Dan aku sebagai anak negeri
Tak kan membiarkan kehancuran menyentuh Indonesia
Indonesiaku tetap satu!
Yang kan ku bela hingga akhir hayat
Karena si sana ada tetes darah ayahku!
Dan darah patriot yang lain.
(Icha Koraag, 10 Januari 2007)
No comments:
Post a Comment