Pagi ini
Ku terbangun oleh sebuah kecupan hangat di kening
belum lagi mataku terbuka lebar,
dua tubuh kecil memeluk
selamat ulang tahun mama, ujar sebuah suara berat di sisi kanan
happy to you mama kata Van dari balik punggungku
aku sayang mama, sambung Bas dari sebelah kiriku.
Adakah hadiah yang lebih indah dari kasih mereka?
Pagi ini
ku terbangun dengan dendang penuh cinta
ku rasakan kesejukan di hati
manakala ku hirup kasih dan kebaikan Tuhan
betapa besar rasa syukurku
kuhembuskan nafasku perlahan
sekaligus ku hembuskan segala getir dan kekhawatiran
aku tahu getar cinta itu masih kuat melingkup diriku
Pagi ini
ku ingin tersenyum pada semua orang
seraya mengucap banyak terima kasih
untuk semua yang mengingat dan
mengirimkan ucapan selamat.
Senang rasanya mengetahui banyak kawan
yang mengingatku
Pagi ini
ku dapat sebuah ucapan yang menyentuh
katanya:Tahukah kamu,
kalau kedua mata berkedip bersamaan?
bergerak bersamaan, menangis bersamaan,
melihat bersamaan, bahkan memejampun bersamaan?
tapi keduanya tidak saling melihat satu sama lain?
Dan seperti itulah sebuah persahabatan.
Pagi ini
ku mulai hari baru dengan sepotong doa
Tuhan, jadikan aku kepanjangan tanganMu
untuk terus menebar kasih bagi sesama
dan biarkan tapakku meninggalkan jejak
yang mampu mengingatkan akan arti kesetiaan.
To day is my birthday, 20 Nov 2007.
Tuesday, November 20, 2007
Friday, September 07, 2007
SEPOTONG ASA
Diujung tawa kudengar nyanyian sunyi
menembus dinding kehampaan
kala penat ini terbasuh rasa sayangmu
ingin kurebahkan tubuh lelah ini
dalam peraduan tanpa batas
ingin kembali kudengar dendang riang
tentang cita dan harapan
yang selalu kita rajut
berharap kuat tersimpul
walau kendala selalu ada
Kucoba berdiri tegak
bersandar dan berpegang pada
tegap tubuhmu
yang selalu sedia dan setia
meyakinkan aku
Hidup bukan hanya hari ini
bukan sekedar tidur dan makan
tapi lebih pada memberi makna
pada jejak yang akan di tinggal
terutama pada kedua buah cinta kita.
2 Sept' 2007
Di tengah kelelahan menulis report
Icha.
menembus dinding kehampaan
kala penat ini terbasuh rasa sayangmu
ingin kurebahkan tubuh lelah ini
dalam peraduan tanpa batas
ingin kembali kudengar dendang riang
tentang cita dan harapan
yang selalu kita rajut
berharap kuat tersimpul
walau kendala selalu ada
Kucoba berdiri tegak
bersandar dan berpegang pada
tegap tubuhmu
yang selalu sedia dan setia
meyakinkan aku
Hidup bukan hanya hari ini
bukan sekedar tidur dan makan
tapi lebih pada memberi makna
pada jejak yang akan di tinggal
terutama pada kedua buah cinta kita.
2 Sept' 2007
Di tengah kelelahan menulis report
Icha.
Sunday, July 08, 2007
BICARA CINTA
Bicara cinta selalu ada senandung lembut
yang menggetarkan setiap kalbu
kala rasa itu menjemput
terjawab dalam dentingan jiwaku
cinta, indah dan nikmat sampai tetes terakhir
bagai embun pagi memercik setetes air
sukmaku, sukmamu menari dalam keceriaan
energimu energiku bersatu dalam kehidupan
untuk seluruh umat cukup cinta yang satu
karena setetes cinta mampu
menggetarkan hati yang batu
hingga melembut bagai salju.
Tak perlu ada kata untuk ungkapkan rasa
semua ada dan nyata di bola matamu
kala matamu mengikat mataku
rasa itu sampai kedalam kalbu
8/7 1996- 8/7 2007
Tak terasa aku tiba di tahun ke 11
sejak aku dan dia mengikat janji
sampai terlahir Bas dan Van
cinta itu masih menyala
yang menggetarkan setiap kalbu
kala rasa itu menjemput
terjawab dalam dentingan jiwaku
cinta, indah dan nikmat sampai tetes terakhir
bagai embun pagi memercik setetes air
sukmaku, sukmamu menari dalam keceriaan
energimu energiku bersatu dalam kehidupan
untuk seluruh umat cukup cinta yang satu
karena setetes cinta mampu
menggetarkan hati yang batu
hingga melembut bagai salju.
Tak perlu ada kata untuk ungkapkan rasa
semua ada dan nyata di bola matamu
kala matamu mengikat mataku
rasa itu sampai kedalam kalbu
8/7 1996- 8/7 2007
Tak terasa aku tiba di tahun ke 11
sejak aku dan dia mengikat janji
sampai terlahir Bas dan Van
cinta itu masih menyala
Friday, July 06, 2007
JEMBATAN YANG TERPUTUS
> 06-Jul-2007, 01:03:56 WIB - [www.kabarindonesia.com]
>
>
> ASAHAN AIDIT
>
> Untuk Elisa Koraag
>
>
> Bila jembatan putus di tengah parak siang
> Itu bukan oleh perceraian antara burung dan sarang
> Telur-telur telah menetas tak mengerti jalan pulang
> Asing dalam udara yang bukan peta bundanya
>
> Sebarisan pembajak dari pelabuhan gelap
> Membuat bumi dan udara jadi pengap
> Semua jadi terpisah semua lalu berpisah
> Burung-burung tak kembali ke sarangnya
>
> Hidup jadi biasa tanpa rumah dan kenangan
> Derita jadi kecap pahit dalam nasi tak berlauk
> Garuda memakan anaknya sendiri
> Bukan karena ijon yang melanda
> Tapi oleh dahaga darah dan api
> Semua pipit dan gereja yang terpisah
> Membesar di peluaran daerah bundanya
> Menanti dan mati lalu lahir lagi.
>
>
> ASAHAN AIDIT
>
> Untuk Elisa Koraag
>
>
> Bila jembatan putus di tengah parak siang
> Itu bukan oleh perceraian antara burung dan sarang
> Telur-telur telah menetas tak mengerti jalan pulang
> Asing dalam udara yang bukan peta bundanya
>
> Sebarisan pembajak dari pelabuhan gelap
> Membuat bumi dan udara jadi pengap
> Semua jadi terpisah semua lalu berpisah
> Burung-burung tak kembali ke sarangnya
>
> Hidup jadi biasa tanpa rumah dan kenangan
> Derita jadi kecap pahit dalam nasi tak berlauk
> Garuda memakan anaknya sendiri
> Bukan karena ijon yang melanda
> Tapi oleh dahaga darah dan api
> Semua pipit dan gereja yang terpisah
> Membesar di peluaran daerah bundanya
> Menanti dan mati lalu lahir lagi.
Wednesday, July 04, 2007
SAYAP-SAYAP KERINDUAN.
(Untuk Om Mawi, Om Asahan dan semua yang tak bisa pulang!)
Sayap sayap kerinduan terbang membelah malam
Membawa semua mimpi dan harapan
Pemikiranku terpatri pada mata yang kelam
Menatap nanar sebuah cita dalam kehidupan.
Nun jauh di sana, di seberang benua
Tak dapat terhitung berapa jumlahnya
Anak-anak bangsa terikat pada sejarah
Tak boleh pulang karena peristiwa berdarah
Jalan derita mereka adalah jalan sutera
Yang teruntai oleh darah dan airmata
Yang melahirkan luapan rasa maaf
Sekalipun sudah membukukan sejuta derita
Berpuluh tahun telah berlalu
Masih banyak yang berputih mata
Namun tak ada bangkai yang tak berbau
Kelak kebenaran akan nyata
Bila tiba saatnya, direlung hati terbuai kasih
Dentingkan lagu cinta tanah air
Kobarkan semangat rela berkorban
Yang sudah dibuktikan.
Icha Koraag
29 Juni 2007
Sayap sayap kerinduan terbang membelah malam
Membawa semua mimpi dan harapan
Pemikiranku terpatri pada mata yang kelam
Menatap nanar sebuah cita dalam kehidupan.
Nun jauh di sana, di seberang benua
Tak dapat terhitung berapa jumlahnya
Anak-anak bangsa terikat pada sejarah
Tak boleh pulang karena peristiwa berdarah
Jalan derita mereka adalah jalan sutera
Yang teruntai oleh darah dan airmata
Yang melahirkan luapan rasa maaf
Sekalipun sudah membukukan sejuta derita
Berpuluh tahun telah berlalu
Masih banyak yang berputih mata
Namun tak ada bangkai yang tak berbau
Kelak kebenaran akan nyata
Bila tiba saatnya, direlung hati terbuai kasih
Dentingkan lagu cinta tanah air
Kobarkan semangat rela berkorban
Yang sudah dibuktikan.
Icha Koraag
29 Juni 2007
Sunday, June 17, 2007
SETIA
Tawamu masih bisa kudengar
Diantara bunga cengkeh yang mekar
Manis mengalir dari aroma tubuhmu
Membuatku mabuk dan dahaga akan cintamu
Bagai saguer yang mengalir di bambu
Memanasakan setiap nadi dalam tubuh
Membuatku berpikirpun tak mampu
Menyebut namamu lidahpun kelu
Kartu pos bergambar gunung Klabat
Hanya selembar fotomu sebagai obat
Kala kerinduan datang menggoda
Membuat berdebar jantung di dada
Pasir pantai Bunaken menjadi saksi
Kala kita sepakat mengikat janji
Untuk sehidup dan semati
Bertekad untuk tak mengikari
Duhai kasihku, bukti kesetiaanmu
Membuatku selalu ingin mendekapmu
Agar kau bisa rasakan cintaku bergetar
Yang terus ku jaga agar tak pernah pudar.
Jakarta, 17 Juni 2007
Diantara bunga cengkeh yang mekar
Manis mengalir dari aroma tubuhmu
Membuatku mabuk dan dahaga akan cintamu
Bagai saguer yang mengalir di bambu
Memanasakan setiap nadi dalam tubuh
Membuatku berpikirpun tak mampu
Menyebut namamu lidahpun kelu
Kartu pos bergambar gunung Klabat
Hanya selembar fotomu sebagai obat
Kala kerinduan datang menggoda
Membuat berdebar jantung di dada
Pasir pantai Bunaken menjadi saksi
Kala kita sepakat mengikat janji
Untuk sehidup dan semati
Bertekad untuk tak mengikari
Duhai kasihku, bukti kesetiaanmu
Membuatku selalu ingin mendekapmu
Agar kau bisa rasakan cintaku bergetar
Yang terus ku jaga agar tak pernah pudar.
Jakarta, 17 Juni 2007
MENANTI CINTA
Air mata ku jatuh menghempas
Tak mampu ku tahan walau kuingin
Mengapa harus ada pertemuan
Kalau perpisahan selalu menanti?
Kepergianmu merenggut harapan hidupku
Aroma kepedihan itu nyata
Untaian kata-kata penghiburanmu
Menguap bersama datangnya kepedihan
Menelusuk ke dalam relung kalbu
Tak mampu menghalau cintaku
Bening suaramu masih terngiang
Berusaha kuingat semua yang kau bilang
Bukan aku ingin menghamba atas nama cinta
Tapi rasa itu kuanggap anugerah terindah
Pedih namun nikmat di setiap nadi ku rasa
Tak ingin ku berharap patah
Kalaupun harus patah ku tak kan putus asa
Karena ku tahu masih ada cinta yang kan datang
Walau tak kan gantikan cintaku yang hilang
Aku tetap mencari dan menantinya
14 Juni 2007
Tak mampu ku tahan walau kuingin
Mengapa harus ada pertemuan
Kalau perpisahan selalu menanti?
Kepergianmu merenggut harapan hidupku
Aroma kepedihan itu nyata
Untaian kata-kata penghiburanmu
Menguap bersama datangnya kepedihan
Menelusuk ke dalam relung kalbu
Tak mampu menghalau cintaku
Bening suaramu masih terngiang
Berusaha kuingat semua yang kau bilang
Bukan aku ingin menghamba atas nama cinta
Tapi rasa itu kuanggap anugerah terindah
Pedih namun nikmat di setiap nadi ku rasa
Tak ingin ku berharap patah
Kalaupun harus patah ku tak kan putus asa
Karena ku tahu masih ada cinta yang kan datang
Walau tak kan gantikan cintaku yang hilang
Aku tetap mencari dan menantinya
14 Juni 2007
Thursday, June 14, 2007
BA HARAP NGANA BALE PULANG
Ta hirup dalam-dalam wanginya vanili.
paksa masuk di setiap sudut hati
Biar hilang sesak di dada
Nyanda bisa lupa pa ngana pe wajah
Biar tu plein so hilang di balik awan
Ngana pe bibir masih terasa
Hangat menetap sampe kita pe hati
Ngana pergi bawa kita pe jiwa
Ngana janji hanya pergi rabu-rabu akang
Ini so musim vanili ulang
Ngana pe janji tinggal janji
Mar kita selalu tunggu
Ba harap trus ngana mo bale pulang
Kasih tepat ngana pe janji
Beking maju tanah Minahasa
Supaya semua ta ingat indahnya Bunaken
Pete cingke di kobong
Ba harap trus nyanda omong kosong
Manisnya masa panen semanis ngana pe janji
Mar ngana so lupa ada beking janji
Pulang jo
Riki rambut ba putih torang ada ba tunggu
Torang so mo masak tenetuan deng bakar cakalang
Tuk sambut ngana waktu pulang
15 Juni 2007
Icha Koraag
paksa masuk di setiap sudut hati
Biar hilang sesak di dada
Nyanda bisa lupa pa ngana pe wajah
Biar tu plein so hilang di balik awan
Ngana pe bibir masih terasa
Hangat menetap sampe kita pe hati
Ngana pergi bawa kita pe jiwa
Ngana janji hanya pergi rabu-rabu akang
Ini so musim vanili ulang
Ngana pe janji tinggal janji
Mar kita selalu tunggu
Ba harap trus ngana mo bale pulang
Kasih tepat ngana pe janji
Beking maju tanah Minahasa
Supaya semua ta ingat indahnya Bunaken
Pete cingke di kobong
Ba harap trus nyanda omong kosong
Manisnya masa panen semanis ngana pe janji
Mar ngana so lupa ada beking janji
Pulang jo
Riki rambut ba putih torang ada ba tunggu
Torang so mo masak tenetuan deng bakar cakalang
Tuk sambut ngana waktu pulang
15 Juni 2007
Icha Koraag
KLAPERTART FOR NGANA
Keke-keke sedia akang itu kukis
Sementara nyong kasih keluar itu saguer
Sesekali torang babadonci
Iko riang karena hati senang
Tengah malam nyanda terasa
Cingkeh so torang panen
Pai tua dan Mai tua ada tatawa
Kibas lenso sambil baku sedu
Karena tau esok so ada doi
Semua bisa bapontar pigi di Menado tua
Mar nyanda bisa tutup kita pe rasa
Ngana pe wajah trus membayang
Walau nampak jauh di pohon kelapa
Kirim kabar mar nyanda
Of ngana so malu jadi putra Kawanua?
Ngana so lupa pa tanah Toar Lumimuut?
Ngana so lupa ada janji pa kita?
Atau ngana so batona deng nona lain?
Air mata kita so nyanda guna
Sakit kita pe hati
Pigi jo dari kehidupan kita
Tapi jangan lupa kacang goyang deng manisan pala
Kalo esok ngana inga pa kita
Maaf kalo kita so kawing
Mar klapertart tetap ta simpan for ngana.
13 Juni 2007
Sementara nyong kasih keluar itu saguer
Sesekali torang babadonci
Iko riang karena hati senang
Tengah malam nyanda terasa
Cingkeh so torang panen
Pai tua dan Mai tua ada tatawa
Kibas lenso sambil baku sedu
Karena tau esok so ada doi
Semua bisa bapontar pigi di Menado tua
Mar nyanda bisa tutup kita pe rasa
Ngana pe wajah trus membayang
Walau nampak jauh di pohon kelapa
Kirim kabar mar nyanda
Of ngana so malu jadi putra Kawanua?
Ngana so lupa pa tanah Toar Lumimuut?
Ngana so lupa ada janji pa kita?
Atau ngana so batona deng nona lain?
Air mata kita so nyanda guna
Sakit kita pe hati
Pigi jo dari kehidupan kita
Tapi jangan lupa kacang goyang deng manisan pala
Kalo esok ngana inga pa kita
Maaf kalo kita so kawing
Mar klapertart tetap ta simpan for ngana.
13 Juni 2007
Tuesday, April 24, 2007
DOA UNTUK KARTINI KECILKU
Tuhanku,
melihat bening bola matanya jelas tergambar kasihMU
Celoteh suaranya bagai paduan suara surgawi,
menenangkan dan mendamaikan
Atasnya segala cita dan doaku
Tuhanku
Sujud syukur atas karunia Kartini kecil
yang boleh terlahir dari rahimku karena cinta,
Vanessa namanya.
Bermakna kupu-kupu yang ceria
Tuhanku,
Kuatkan dan mampukan aku untuk menyampaikan
Hak dan kewajiban perempuan merdeka.
yang merdeka atas hidup dan kehidupannya
yang merdeka atas harapan dan keinginannya
yang merdeka atas cita-cita dan pemikirannya
Tuhanku
Perkenankan waktu lebih banyak bagiku
Untuk membagi ilmu dan pengetahuan pada Kartini kecilku,
Ingin kusampaikan padanya, jauh sebelum ia dilahirkan,
yang berjuang untuk kesetaraan lelaki dan perempuan
dari system dan budaya yang salah menempatkan perempuan,
Kartini namanya.
Tuhanku,
Aku ingin Kartini kecilku tahu dan mengerti
Masa Kartini telah diukir dalam sejarah
Kini masanya dan masaku
Untuk membuktikan dan melanjutkan
Apa yang sudah diperjuangkan Kartini.
Menjadi perempuan mandiri dan cerdas
yang mampu berempati dan menentukan pilihan.
Mau berjuang untuk membangun bangsa dan Negara.
Tuhanku,
Ijinkan Kartini kecilku,
Dengan sejuta harapan dan doaku menyertai langkahnya
Dalam menapaki kehidupan
Biarkan ia tumbuh, berkembang dan mampu berlari kencang
Untuk meraih apa yang diinginkan.
Tuhanku,
Bimbinglah Kartini kecilku
Untuk selalu peka , mengerti dan peduli pada sesamanya.
Karena ku tahu, Engkau punya rencana tersendiri atasnya.
Amin
Doa ibu untuk putrinya.
Polonia Hotel, Medan 20 April 2007.,
Pk. 18.45 menjelang FGD
Icha Koraag
Monday, March 26, 2007
SERUAN ANAK NEGERI !
Sebuah tiang tinggi terpancang megah
dengan merah putih berkibar,
Seakan sebuah sayap yang siap melindungi
Dari semua marabahaya
Itu bendera bangsaku, kataku dalam hati
Ketika kutengok sekelilingku
Tampak petani dengan cangkul, nelayan dengan jaring,
Pedagang dengan gerobak, buruh dengan arit
Ada lelaki berdasi yang telah menggulungkan tangan baju
Hingga lengannya terlihat
Para perempuan menggandeng dan menggendong anak
Semua berdiri sama menatap
Tangan terkepal tangan teracung
Terucap sama dari aneka bibir
Kami siap bekerja dan berjuang
Mengisi kemerdekaan dengan pembangunan
Tapi mengapa hasil bumi kami di rampok?
Mengapa hasil hutan kami di curi
Mengapa hasil laut kami hilang
Mengapa tanah kami berpijakpun amblas?
Kami memang hanya rakyat jelata
Tapi kami sebuah kekuatan yang maha besar
Kalau kami tak terakomodasi
Kami bisa menjadi kekuatan yang menghancurkan.
Jangan salahkan kami jika kami bersatu
Bukan untuk memberontak
Tapi untuk mengambil yang memang milik kami
Merebut apa yang menjadi hak kami
Karena hak kami sudah di rampas
Milik kami sudah di sita
Kalau sekarang kami menggalang kekuatan bersatu
Untuk memperjuangkan hak dasar kami sebagai manusia
Kami hanya ingin hidup layak
Makan cukup, tak kehujanan tak kepanasan
Anak-anak kami bisa bersekolah
Dan kami bisa bekerja dengan tenang.
Hai para penguasa, sebagai anak negeri
aku memperingatkan
Bangunlah dari mimpi indah hari ini
Karena besok kan menjadi harin buruk
Ketika Tuhan kabulkan doa kami.
dengan merah putih berkibar,
Seakan sebuah sayap yang siap melindungi
Dari semua marabahaya
Itu bendera bangsaku, kataku dalam hati
Ketika kutengok sekelilingku
Tampak petani dengan cangkul, nelayan dengan jaring,
Pedagang dengan gerobak, buruh dengan arit
Ada lelaki berdasi yang telah menggulungkan tangan baju
Hingga lengannya terlihat
Para perempuan menggandeng dan menggendong anak
Semua berdiri sama menatap
Tangan terkepal tangan teracung
Terucap sama dari aneka bibir
Kami siap bekerja dan berjuang
Mengisi kemerdekaan dengan pembangunan
Tapi mengapa hasil bumi kami di rampok?
Mengapa hasil hutan kami di curi
Mengapa hasil laut kami hilang
Mengapa tanah kami berpijakpun amblas?
Kami memang hanya rakyat jelata
Tapi kami sebuah kekuatan yang maha besar
Kalau kami tak terakomodasi
Kami bisa menjadi kekuatan yang menghancurkan.
Jangan salahkan kami jika kami bersatu
Bukan untuk memberontak
Tapi untuk mengambil yang memang milik kami
Merebut apa yang menjadi hak kami
Karena hak kami sudah di rampas
Milik kami sudah di sita
Kalau sekarang kami menggalang kekuatan bersatu
Untuk memperjuangkan hak dasar kami sebagai manusia
Kami hanya ingin hidup layak
Makan cukup, tak kehujanan tak kepanasan
Anak-anak kami bisa bersekolah
Dan kami bisa bekerja dengan tenang.
Hai para penguasa, sebagai anak negeri
aku memperingatkan
Bangunlah dari mimpi indah hari ini
Karena besok kan menjadi harin buruk
Ketika Tuhan kabulkan doa kami.
Wednesday, March 14, 2007
MENGAPA...?
Mengapa aku tak dapat menyentumu
Tanpa kau menyakitiku
Keindahanmu mendesakku untuk menyentuhmu
Bahkan menciummu
Tak ada keinginanku menyakitimu
Tapi mengapa kau selalu menyakitiku ?
Terlalu hinakah aku
Untuk menyentuh tubuhmu?
Bukankah kau tercipta untuk dinikmati?
Dan aku tercipta untuk menikmati
Jika bukan aku,
Pasti akan ada yang lain
Karena kau hanya setangka mawar.
Tanpa kau menyakitiku
Keindahanmu mendesakku untuk menyentuhmu
Bahkan menciummu
Tak ada keinginanku menyakitimu
Tapi mengapa kau selalu menyakitiku ?
Terlalu hinakah aku
Untuk menyentuh tubuhmu?
Bukankah kau tercipta untuk dinikmati?
Dan aku tercipta untuk menikmati
Jika bukan aku,
Pasti akan ada yang lain
Karena kau hanya setangka mawar.
SELAMAT DATANG HARI BARU
Fajar baru merekah lagi
Di timur semburat mentari
Menyambut datangnya pagi
Seiring harapan baru di hati
Segudang rencana tersusun rapi
Untuk segera di tindaklanjuti
Agar tidak menjadi
sekedar sebuah mimpi
Dengan niat dan batas waktu tujuan ditentukan
Usaha dan tindakan tidak selalu menghasilkan
Tapi ku tahu tak ada keberhasilan
Tanpa usaha dan tindakan
Di timur semburat mentari
Menyambut datangnya pagi
Seiring harapan baru di hati
Segudang rencana tersusun rapi
Untuk segera di tindaklanjuti
Agar tidak menjadi
sekedar sebuah mimpi
Dengan niat dan batas waktu tujuan ditentukan
Usaha dan tindakan tidak selalu menghasilkan
Tapi ku tahu tak ada keberhasilan
Tanpa usaha dan tindakan
SELAMAT DATANG HARI BARU
Fajar baru merekah lagi
Di timur semburat mentari
Menyambut datangnya pagi
Seiring harapan baru di hati
Segudang rencana tersusun rapi
Untuk segera di tindaklanjuti
Agar tidak menjadi
sekedar sebuah mimpi
Dengan niat dan batas waktu tujuan ditentukan
Usaha dan tindakan tidak selalu menghasilkan
Tapi ku tahu tak ada keberhasilan
Tanpa usaha dan tindakan
Di timur semburat mentari
Menyambut datangnya pagi
Seiring harapan baru di hati
Segudang rencana tersusun rapi
Untuk segera di tindaklanjuti
Agar tidak menjadi
sekedar sebuah mimpi
Dengan niat dan batas waktu tujuan ditentukan
Usaha dan tindakan tidak selalu menghasilkan
Tapi ku tahu tak ada keberhasilan
Tanpa usaha dan tindakan
SELAMAT PAGI INDONESIA!
Selamat pagi Indonesia,
aku tak mau putus asa
aku terus berdoa dan berusaha
agar tetap bisa berkarya
Selamat pagi Indonesia
Berjuta rakyat adalah kekuatanmu
Tapi kami butuh pemimpin
Yang mampu mengarahkan kami
Selamat pagi Indonesia
Selama matahari masih terbit di timur
Selama darah kami masih bergolak
Kami siap berkorban
Selamat pagi Indonesia
Kami masih punya semangat
Dan rasa nasionalisme
Untuk menjunjung Indonesia
Selamat pagi Indonesia
Walau harga beras melambung tinggi
Di tengah banjir bencana
Aku tak berhenti berharap
Selamat pagi Indonesia
Aku tahu, Tuhan tak pernah tidur
Saat Tuhan terjaga
Indonesia pasti makmur merata
Icha 14/3-2007
aku tak mau putus asa
aku terus berdoa dan berusaha
agar tetap bisa berkarya
Selamat pagi Indonesia
Berjuta rakyat adalah kekuatanmu
Tapi kami butuh pemimpin
Yang mampu mengarahkan kami
Selamat pagi Indonesia
Selama matahari masih terbit di timur
Selama darah kami masih bergolak
Kami siap berkorban
Selamat pagi Indonesia
Kami masih punya semangat
Dan rasa nasionalisme
Untuk menjunjung Indonesia
Selamat pagi Indonesia
Walau harga beras melambung tinggi
Di tengah banjir bencana
Aku tak berhenti berharap
Selamat pagi Indonesia
Aku tahu, Tuhan tak pernah tidur
Saat Tuhan terjaga
Indonesia pasti makmur merata
Icha 14/3-2007
Tuesday, March 06, 2007
SEBUAH KENANGAN
Album foto terbuka di pangkuan
Merekam semua jejak kenangan
Ketika menjalin kasih kebersamaan
Dengan sedikit khayalan
Berharap selalu ada kebahagiaan
Yang inginnya menjadi kenyataan
Ternyata semua hanya impian
Dalam sebagian kehidupan
Tersentak di siang bolong
Ternyata tinggal cerita bohong
Karena nyatanya kau bukan penolong
Hanya lelaki berambut gondrong
Yang mencoba memberi kesan jantan
dengan sebuah tato yang kelihatan
Tapi minta di antar ketika datang
Minta di jemput ketika pulang
Mengingatmu membuatku tertawa
Kamu bagianku di masa remaja
Menyempurnakan jalinan cerita
Tentang seorang gadis bernama Icha.
7/3-2007
Merekam semua jejak kenangan
Ketika menjalin kasih kebersamaan
Dengan sedikit khayalan
Berharap selalu ada kebahagiaan
Yang inginnya menjadi kenyataan
Ternyata semua hanya impian
Dalam sebagian kehidupan
Tersentak di siang bolong
Ternyata tinggal cerita bohong
Karena nyatanya kau bukan penolong
Hanya lelaki berambut gondrong
Yang mencoba memberi kesan jantan
dengan sebuah tato yang kelihatan
Tapi minta di antar ketika datang
Minta di jemput ketika pulang
Mengingatmu membuatku tertawa
Kamu bagianku di masa remaja
Menyempurnakan jalinan cerita
Tentang seorang gadis bernama Icha.
7/3-2007
TEKAD
TEKAD
Desau angin di pepohonan
Menggugah kegelisahan
Yang menghantui khayalan
Akan makna sebuah keyakinan
Detik-detik waktu terus berjalan
Melampaui segala pemikiran
Dalam setiap gelombang kehidupan
Mengehampaskan tekad dari dekapan.
Untuk segera diwujulkan
Dalam kenyataan
Agar harapan tidak tinggal harapan
Melainkan menjadi kepastiaan
Desau angin di pepohonan
Menggugah kegelisahan
Yang menghantui khayalan
Akan makna sebuah keyakinan
Detik-detik waktu terus berjalan
Melampaui segala pemikiran
Dalam setiap gelombang kehidupan
Mengehampaskan tekad dari dekapan.
Untuk segera diwujulkan
Dalam kenyataan
Agar harapan tidak tinggal harapan
Melainkan menjadi kepastiaan
CINTA
CINTA
Ketika rasa rela melepaskan sesuatu yang berarti
lebih besar dari keinginan untuk memiliki
Dan terasa sampai ke lubuk hati
Itulah senandung makna cinta yang suci
Ketika rasa rela melepaskan sesuatu yang berarti
lebih besar dari keinginan untuk memiliki
Dan terasa sampai ke lubuk hati
Itulah senandung makna cinta yang suci
IMANKU
Tak dapat kujabarkan
Tak dapat kuungkapkan
Hanya dapat kurasakan
Dalam setiap desahan nafas
Satu yang kutahu
Kala pemikiran dalam benaku setuju
Dengan apa yang sudah di ketahui hatikuItulah sesungguhnya imanku
Tak dapat kuungkapkan
Hanya dapat kurasakan
Dalam setiap desahan nafas
Satu yang kutahu
Kala pemikiran dalam benaku setuju
Dengan apa yang sudah di ketahui hatikuItulah sesungguhnya imanku
ANAKKU
Anakku oh anakku
Berbilang bulan dan tahun sudah berlalu
Kini kau mengisi hari-hariku
Bagai oksigen mengisi paru-paru
Kau hadir menjadi bagian dalam diriku
Menjembatani perseteruan antara suami dan aku
Menghapus lelah dengan parasmu yang lucu
Menawarkan kegembiraan di kalbu
Sejuta doa selalu kupanjatkan dan kuserukan
Agar tercapai semua yang kau inginkan
Karena hanya itu kebahagian
Yang selalu ku harap jadi kenyataan
(Icha 6/3-2007)
Berbilang bulan dan tahun sudah berlalu
Kini kau mengisi hari-hariku
Bagai oksigen mengisi paru-paru
Kau hadir menjadi bagian dalam diriku
Menjembatani perseteruan antara suami dan aku
Menghapus lelah dengan parasmu yang lucu
Menawarkan kegembiraan di kalbu
Sejuta doa selalu kupanjatkan dan kuserukan
Agar tercapai semua yang kau inginkan
Karena hanya itu kebahagian
Yang selalu ku harap jadi kenyataan
(Icha 6/3-2007)
Saturday, March 03, 2007
NYANYIAN KERINDUAN
Ke ujung rindu ku datang dengan sepotong asa
Ku yakin di hatimu masih ada itu rasa
Karena ku tahu telah terjalin berbilang masa
Bergumul dalam penantian
Tanpa kepastian
Adalah membangun harapan
Api cinta itu tak pernah padam
Selalu kujaga setiap malam
Sekalipun gelap dan kelam
Namun ku tahu
Keinginanmu untuk bersatu
Sudah jadi tekad yang membatu
Di sini, di ujung cita-cita
Yang telah kurajut dengan cinta
Bersama buah hati kita
Kerinduanh selalu kunyanyikan
Agar timbulkan kehangatan, dan harapan
selalu bersama dalam satu pelukan
2/3 2007 Icha Koraag
Ku yakin di hatimu masih ada itu rasa
Karena ku tahu telah terjalin berbilang masa
Bergumul dalam penantian
Tanpa kepastian
Adalah membangun harapan
Api cinta itu tak pernah padam
Selalu kujaga setiap malam
Sekalipun gelap dan kelam
Namun ku tahu
Keinginanmu untuk bersatu
Sudah jadi tekad yang membatu
Di sini, di ujung cita-cita
Yang telah kurajut dengan cinta
Bersama buah hati kita
Kerinduanh selalu kunyanyikan
Agar timbulkan kehangatan, dan harapan
selalu bersama dalam satu pelukan
2/3 2007 Icha Koraag
HALALNYA BENCANA
Awan biru membentang
Menyelimuti langit yang benderang
Karena sinar matahari yang terang
Sesekali kicau burung terdengar berdendang
Di antara pepohonan yang rindang
Seharusnya bisa memberikan rasa tenang
Saat mataku memandang dikejauhan
Sejuta rasa menggumpal perlahan
Dari aneka macam pemikiran
Bukan maksud hati menggugat kehidupan
Hanya sekedar mempertanyakan
Mengapa masih banyak kesusahan?
Indah nya permandangan alam
Kayanya budaya yang beragam
Semua sudah hilang dari genggaman
Dimana warisan nenek moyangku
Yang tertera dalam buku-buku
bahwa makmur dan subur negeriku
Ratusan suku ratusan bahasa
Hasil bumi dan hutan melimpah
Aneka jenis flora dan fauna
Seharusnya bisa menjadi modal
bukan untuk di obral
Sehingga bencana menjadi halal
Icha Koraag, 1 Maret 2007
Menyelimuti langit yang benderang
Karena sinar matahari yang terang
Sesekali kicau burung terdengar berdendang
Di antara pepohonan yang rindang
Seharusnya bisa memberikan rasa tenang
Saat mataku memandang dikejauhan
Sejuta rasa menggumpal perlahan
Dari aneka macam pemikiran
Bukan maksud hati menggugat kehidupan
Hanya sekedar mempertanyakan
Mengapa masih banyak kesusahan?
Indah nya permandangan alam
Kayanya budaya yang beragam
Semua sudah hilang dari genggaman
Dimana warisan nenek moyangku
Yang tertera dalam buku-buku
bahwa makmur dan subur negeriku
Ratusan suku ratusan bahasa
Hasil bumi dan hutan melimpah
Aneka jenis flora dan fauna
Seharusnya bisa menjadi modal
bukan untuk di obral
Sehingga bencana menjadi halal
Icha Koraag, 1 Maret 2007
Tuesday, January 16, 2007
LAUT
kumpulan air yang banyak
terlalu banyak hingga ku tak tahu jumlahnya
kulihat berwarna biru dan berasa asin
laut, orang menyebutnya
Sungguh banyak kehidupan yang kau berikan pada sekitar.
baik bagi hewan dan tumbuhan
maupun manusia yang mengandalkan isi perutmu
kau sumber alam yang laur biasa.
Namun kau juga bisa berubah kejam
segala nya kau telan tanpa dosa
tak terhitung hilangnya nyawa manusia
tapi sekali lagi karena engkau laut.
Sejuta orang mencaci
sejuta orang menjadikan kau sumber kehidupan
sejuta orang membenci namun lebih sejuta orang pula
yang mejadikan kau hiburan.
Bila kau marah, bencana tak terbendung
bila kau diam sangat menghanyutkan
Laut dan laut
karena memang kau laut.
(Icha Koraag, 16 januari 2007)
terlalu banyak hingga ku tak tahu jumlahnya
kulihat berwarna biru dan berasa asin
laut, orang menyebutnya
Sungguh banyak kehidupan yang kau berikan pada sekitar.
baik bagi hewan dan tumbuhan
maupun manusia yang mengandalkan isi perutmu
kau sumber alam yang laur biasa.
Namun kau juga bisa berubah kejam
segala nya kau telan tanpa dosa
tak terhitung hilangnya nyawa manusia
tapi sekali lagi karena engkau laut.
Sejuta orang mencaci
sejuta orang menjadikan kau sumber kehidupan
sejuta orang membenci namun lebih sejuta orang pula
yang mejadikan kau hiburan.
Bila kau marah, bencana tak terbendung
bila kau diam sangat menghanyutkan
Laut dan laut
karena memang kau laut.
(Icha Koraag, 16 januari 2007)
Wednesday, January 10, 2007
APAKAH RASA MALU ADA ARTINYA?
2006 telah berlalu dan 2007 sudah hadir.
Januari si bulan di awal tahun
Bulan penuh doa dan harap
Namun tercoreng Adam Air yang naas
Para cenayang dan juru ramal
Di buru dan di cari
Untuk sekedar mengintip
Apa yang akan terjadi
Musibah dan musibah masih akan mewarnai Indonesia
Krisis yang terjadi bukan hanya bidang ekonomi
Lebih parah dan menyedihkan
Adalah krisis kepercayaan
Tapi apa mau di kata
Menjadi pejabat bukan hanya cita-cita
Karena uang dan kekuasaan
Punya kekuatan di mana-mana
Karena itu dengan segala cara
Jadi pejabat harus diusahakan
Tabur uang dan tabur janji
Adalah halal hukumnya
Kalau keringat rakyat belum kering
Bahkan darah rakyat masih mengalir
Jangan berharap ada pertobatan
Karena agama dan Tuhan hanya diagungkan di bibir.
Sumpah serapah tidak akan membuat pejabat malu dan sadar.
Demonstrasi menuntutpun tinggal menjadi berita penghias media
Dan lagi-lagi rayat disajikan adegan penuh dagelan
Lalu, apakah rasa malu ada artinya?
( Januari 2007)
Januari si bulan di awal tahun
Bulan penuh doa dan harap
Namun tercoreng Adam Air yang naas
Para cenayang dan juru ramal
Di buru dan di cari
Untuk sekedar mengintip
Apa yang akan terjadi
Musibah dan musibah masih akan mewarnai Indonesia
Krisis yang terjadi bukan hanya bidang ekonomi
Lebih parah dan menyedihkan
Adalah krisis kepercayaan
Tapi apa mau di kata
Menjadi pejabat bukan hanya cita-cita
Karena uang dan kekuasaan
Punya kekuatan di mana-mana
Karena itu dengan segala cara
Jadi pejabat harus diusahakan
Tabur uang dan tabur janji
Adalah halal hukumnya
Kalau keringat rakyat belum kering
Bahkan darah rakyat masih mengalir
Jangan berharap ada pertobatan
Karena agama dan Tuhan hanya diagungkan di bibir.
Sumpah serapah tidak akan membuat pejabat malu dan sadar.
Demonstrasi menuntutpun tinggal menjadi berita penghias media
Dan lagi-lagi rayat disajikan adegan penuh dagelan
Lalu, apakah rasa malu ada artinya?
( Januari 2007)
BERITA
Surat kabar terbentang dihadapanku
Ditemani secangkir teh manis
Mataku mulai menelusuri judul-judul berita
Berharap ada sedikit berita baik
Sayang harapanku tinggallah harapan
Berita yang ada semua menjanjikan kehancuran
Mulai dari menguatnya kurs dolar
Sampai belum diketemukannya pesawat Adam Air
Mulai dari penculikan dan penjualan bocah balita
Sampai banjir di Sambas.
Mulai dari longsor di Padang, disusul di NTT
Mulai dari kelangkaan beras sampai naiknya jumlah orang miskin
Lalu, apa salah kalau rakyat kecil menggemari infoteinment?
Walau beritanya hanya kawin-cerai atau putus dan jadian
Atau kelahiran dan kematian tetap lebih menyenangkan
karena sosok public figur memang enak di lihat.
Lalu dimana salahnya?
Tidak ada yang salah, semua sah-sah saja
Terimalah kejadian hari ini, besok? Ya berita lain lagi!
Walau isi sama paling tidak judulnya beda.
Ditemani secangkir teh manis
Mataku mulai menelusuri judul-judul berita
Berharap ada sedikit berita baik
Sayang harapanku tinggallah harapan
Berita yang ada semua menjanjikan kehancuran
Mulai dari menguatnya kurs dolar
Sampai belum diketemukannya pesawat Adam Air
Mulai dari penculikan dan penjualan bocah balita
Sampai banjir di Sambas.
Mulai dari longsor di Padang, disusul di NTT
Mulai dari kelangkaan beras sampai naiknya jumlah orang miskin
Lalu, apa salah kalau rakyat kecil menggemari infoteinment?
Walau beritanya hanya kawin-cerai atau putus dan jadian
Atau kelahiran dan kematian tetap lebih menyenangkan
karena sosok public figur memang enak di lihat.
Lalu dimana salahnya?
Tidak ada yang salah, semua sah-sah saja
Terimalah kejadian hari ini, besok? Ya berita lain lagi!
Walau isi sama paling tidak judulnya beda.
MAIN PLAY STATION
Jemari kecil anaku menari lincah di atas stick Play Stasion.
Matanya penuh konsentrasi ke pesawat televisi
Jari-jarinya memencet tombol kiri kanan dan atas bawah
Sesekali badannya ikut bergoyang.
Kalau jagoannya kalah, ia berseru kesal, Accccch, teriaknya!
Lalu ia berbalik dan memandangku
Apa? Tanyaku heran
”Mama bisa tidak?” tanyanya
”Bisa apa?” tanyaku
”Main PS?” jawabnya
”Ya, bisa dong! Jawabku lagi
”Ayo main, lawan aku?” tantangnya
Siapa takut! Seruku sambil maju dan duduk mendekat.
Satu stick lagi di aktifkan dan aku memegang satu
Di layar tivi, dua jagoan siap bertarung
Aku yang pakai baju biru, kata anakku
Itu artinya jagoanku yang memakai baju merah.
Rupanya, dia belum kenal mamanya!
Tak lama, kami berdua sudah tenggelam dalam pertarungan
Walau hanya di Play station namun cukup mengundang emosi
Beberapa kali kubiarkan aku kalah
Strategi ini perlu untuk menumbuhkan rasa percaya diri anakku
Permainan usai dengan score 5-3 untuk kemenangan Bas.
Anakku datang mendekat lalu memelukku
”Terima kasih ma, sudah ditemani” ujarnya senang
”Terima kasih juga karena mengajak mama bermain” jawabku
”Aku tahu mama mengalah” tiba-tiba ia berkata demikian
terkejut? Pasti. Aku hanya melongo.
’Jangan takut ma, aku sudah siap kalah! Ujarnya lagi sambil tertawa
Tinggal aku yang tersipu malu, anakku sudah mengerti!
Memang, kalah dan menang adalah hal biasa.
(Icha Koraag 9 Januari 2007)
Matanya penuh konsentrasi ke pesawat televisi
Jari-jarinya memencet tombol kiri kanan dan atas bawah
Sesekali badannya ikut bergoyang.
Kalau jagoannya kalah, ia berseru kesal, Accccch, teriaknya!
Lalu ia berbalik dan memandangku
Apa? Tanyaku heran
”Mama bisa tidak?” tanyanya
”Bisa apa?” tanyaku
”Main PS?” jawabnya
”Ya, bisa dong! Jawabku lagi
”Ayo main, lawan aku?” tantangnya
Siapa takut! Seruku sambil maju dan duduk mendekat.
Satu stick lagi di aktifkan dan aku memegang satu
Di layar tivi, dua jagoan siap bertarung
Aku yang pakai baju biru, kata anakku
Itu artinya jagoanku yang memakai baju merah.
Rupanya, dia belum kenal mamanya!
Tak lama, kami berdua sudah tenggelam dalam pertarungan
Walau hanya di Play station namun cukup mengundang emosi
Beberapa kali kubiarkan aku kalah
Strategi ini perlu untuk menumbuhkan rasa percaya diri anakku
Permainan usai dengan score 5-3 untuk kemenangan Bas.
Anakku datang mendekat lalu memelukku
”Terima kasih ma, sudah ditemani” ujarnya senang
”Terima kasih juga karena mengajak mama bermain” jawabku
”Aku tahu mama mengalah” tiba-tiba ia berkata demikian
terkejut? Pasti. Aku hanya melongo.
’Jangan takut ma, aku sudah siap kalah! Ujarnya lagi sambil tertawa
Tinggal aku yang tersipu malu, anakku sudah mengerti!
Memang, kalah dan menang adalah hal biasa.
(Icha Koraag 9 Januari 2007)
INDONESIAKU TETAP SATU
Keterasingan itu kembali menghampiriku.
Siapa kau? Tanyaku penuh kejengkelan
Pergi dan enyahlah kau dari hadapanku
Kau tak akan mampu mengubahku
Jangan kau kipas api kemarahanku
Karena kau tak akan tahu
Apa yang akan terjadi jika amarahku meledak
Ya, amarahku mampu menimbulkan bencana
Kau ingat Bom Bali I, Bom Bali II
Bom Mariot dan Bom-bom lain?
Itu hanya setitik kemarahan tak berpangkal
Hanya representasi kekecewaan segelintir orang
Namun tetap saja, aku tak suka itu
Bencana selalu menimbulkan kesusahan
Kesedihan, derita dan air mata
Tapi amarah itu aku punya
Jangan congkak bung!
Kau tak akan mampu memaksaku
Menerima keterasingan yang mengganggu
Dan menggerogoti
Aku dengan segala daya dan upaya
Akan bertahan dan mempertahankan
Karena keterasingan yang kau bawa
Buatku hanyalah kesia-sia-an.
Jangan kau ganggu Indonesiaku
Dengan sejuta isme yang kau sisipkan
dalam pemikiran bodoh bangsaku
karena Indonesia tetap akan satu
Walau ada pejabat korupsi atau kawin lagi
Walau makin banyak yang bermoral bejat
Walau tak ada lagi tontonan yang bermutu
Walau tak ada lagi panutan
Indonesiaku tetap satu
Dari sabang sampai Merauke
Berjajar pulau-pulau
Itulah Indonesia, tanah airku
Demikian syair lagu sudah dikumandangkan
Sebagai tekad untuk bersatu
Dan aku sebagai anak negeri
Tak kan membiarkan kehancuran menyentuh Indonesia
Indonesiaku tetap satu!
Yang kan ku bela hingga akhir hayat
Karena si sana ada tetes darah ayahku!
Dan darah patriot yang lain.
(Icha Koraag, 10 Januari 2007)
Siapa kau? Tanyaku penuh kejengkelan
Pergi dan enyahlah kau dari hadapanku
Kau tak akan mampu mengubahku
Jangan kau kipas api kemarahanku
Karena kau tak akan tahu
Apa yang akan terjadi jika amarahku meledak
Ya, amarahku mampu menimbulkan bencana
Kau ingat Bom Bali I, Bom Bali II
Bom Mariot dan Bom-bom lain?
Itu hanya setitik kemarahan tak berpangkal
Hanya representasi kekecewaan segelintir orang
Namun tetap saja, aku tak suka itu
Bencana selalu menimbulkan kesusahan
Kesedihan, derita dan air mata
Tapi amarah itu aku punya
Jangan congkak bung!
Kau tak akan mampu memaksaku
Menerima keterasingan yang mengganggu
Dan menggerogoti
Aku dengan segala daya dan upaya
Akan bertahan dan mempertahankan
Karena keterasingan yang kau bawa
Buatku hanyalah kesia-sia-an.
Jangan kau ganggu Indonesiaku
Dengan sejuta isme yang kau sisipkan
dalam pemikiran bodoh bangsaku
karena Indonesia tetap akan satu
Walau ada pejabat korupsi atau kawin lagi
Walau makin banyak yang bermoral bejat
Walau tak ada lagi tontonan yang bermutu
Walau tak ada lagi panutan
Indonesiaku tetap satu
Dari sabang sampai Merauke
Berjajar pulau-pulau
Itulah Indonesia, tanah airku
Demikian syair lagu sudah dikumandangkan
Sebagai tekad untuk bersatu
Dan aku sebagai anak negeri
Tak kan membiarkan kehancuran menyentuh Indonesia
Indonesiaku tetap satu!
Yang kan ku bela hingga akhir hayat
Karena si sana ada tetes darah ayahku!
Dan darah patriot yang lain.
(Icha Koraag, 10 Januari 2007)
Wednesday, January 03, 2007
PAPA
Tetes air mata itu kau ronce
Menjadi satu tali ketabahan
Satu persatu senyum itu
Kau jalin menjadi selimut kehangatan
Butir-butir keringat menjadi
bahan bakar menuju ke suksesan
Persoalan demi persoalan kau urai
Menjadi sumber kebijaksanaan
Semua yang kau sentuh
Menjadi alas kesejahteraan
Semua yang kau rangkai
Menjadi satu kasih
Kala kau basuh kenakalan kami
Dengan ucapan yang lembut
Meluluhkan kesan jahat
Yang timbulkan penyesalan
Mengingatmu dengan seluruh
Kenangan
Timbulkan senyum bahagia
Adalah hangatnya kasihmu.
Icha Koraag 29 Des 2006
Menjadi satu tali ketabahan
Satu persatu senyum itu
Kau jalin menjadi selimut kehangatan
Butir-butir keringat menjadi
bahan bakar menuju ke suksesan
Persoalan demi persoalan kau urai
Menjadi sumber kebijaksanaan
Semua yang kau sentuh
Menjadi alas kesejahteraan
Semua yang kau rangkai
Menjadi satu kasih
Kala kau basuh kenakalan kami
Dengan ucapan yang lembut
Meluluhkan kesan jahat
Yang timbulkan penyesalan
Mengingatmu dengan seluruh
Kenangan
Timbulkan senyum bahagia
Adalah hangatnya kasihmu.
Icha Koraag 29 Des 2006
Subscribe to:
Posts (Atom)