Saturday, July 14, 2012

MASIH ADA TEMPAT BAGIMU




Di sini, di dermaga ini
Aku mengenangmu dengan seluruh rasa
Tentang kisah yang kita jalin
Ada tawa ada air mata

Begitu banyak perbedaan diantara kita
Tapi selalu ada rasa yang memanggil
Untuk kembali kita bertemu
Bertukar pandang lewat tatap mata

Kalau malam itu kau marah dan kecewa
Hingga senyummu hilang dari wajah
Tolong maafkan aku
Tak ada maksud melukaimu

Justru karena aku mencintaimu
Tapi bila kini kau pergi mencari ganti
Pergilah.
Tapi di sudut hatiku, masih ada tempat bagimu
Top of Form

28 Juni 2012
Bottom of Form

SETIA MENUNGGU


Aku bukan wanita rapuh
Bernyali seperti tahu
Aku wanita kuat dan tangguh
Menyimpan rasa tak pernah ragu

Walau hari-hariku menggandeng sepi
Tapi suatu hari nanti, tirai kejenuhan akan tersibak
Senja kepedihan akan sirna
Berganti malam penuh ceria

Pergilah kemana kau ingin
Cintaku tak pernah berpaling
Bilah lelah kepak sayapmu, pulanglah
Di sini aku setia menunggu.


28 Juni 2012.

Tuesday, July 10, 2012

HARUSKAH?

Haruskah?

Aku ingin mengukir  di gerimis hujan
Agar segera terhapus bersama air
Meluluhkan luka nan menyiksa
Saat sapaku tak berbalas
Asaku terbang lepas

Sepenggal bulan malam ini tak menghibur
Tak juga membuatku kabur
Ribuan kata yang tumpah bersama air mata
Tak mampu mengubah fakta
Kita berbeda

Mengapa perbedaan memenjarakan kita?

Mengenyahkan semua batu sandungan
Hanya tinggalkan kenangan
Bahwa apa yang ada sebatas angan-angan
Kutau cinta memang membutuhkan perjuangan
haruskah melanggar larangan? demi  sebuah kemenangan?
31 Mei 2012

SEPOTONG JANJI

SEPOTONG JANJI

Satu hal yang tak dapat kudustai
Aku masih mencintai dan merindukanmu sampai saat ini.

Malam itu kau katakan: Tak perlu berdebat untuk terlihat pandai.

Kini aku tak tahu harus berdebat dengan siapa?
Harus bertanya pada siapa?
Ketika kuterima kabar, kau telah meninggal,
Karena terjatuh dari lantai 5 apartement tempatmu bekerja.

Aku bukan hanya akan berdebat.
Aku ingin marah dan berteriak
Aku ingin menggugat pada seluruh dunia.
Mengapa Tuhan tega mengambil, belahan jiwaku?
Padahal kau hanya seorang perempuan, istriku.
Ibu dari dua anak kita.
Manusia biasa yang berusaha keluar dari kemiskinan

Andaikan gergaji mesin di perkebunan
Tak memutuskan pergelangan tanganku
Takkan kurelakan kau ke negri sebrang
Tak kurelakan harga diriku sebagai kepala keluarga
Mengizinkan kau meninggalkan aku dan anak-anak.
Tapi bening bola matamu, meyakinkanku
Tulus dan ikhlasnya niatmu runtuhkan egoku.

Jika anak-anak kita bisa sekolah tinggi,
Bukan hanya kita tapi juga desa kita
Bisa keluar dari kemiskinan akibat kebodohan.
Pemerintah hanya berbicara,
Tapi tak mampu melakukan apa-apa
kita yang harus lakukan sendiri.,Itu ucapanmu,
di malam kau terima kepastian keberangkatan.

Sesaat sebelum kau pergi ke bandara
sepotong janji kubisikan ditelingamu.
Aku akan menjaga dan memastikan anak-anak bersekolah tinggi
Setinggi cita-cita dan harapanmu agar kelak menjadi orang pintar,
Kini dalam rinduku padamu, aku berdoa
Tuhan, mampukan aku tepati janji
Yang kubisikan ditelingmu, waktu itu.

Kamis 5 Juli 2012

KISAH SEPOTONG LUKA


AKU YANG KAU PILIH



Aku yang Kau pilih

Cintaku
Aku hanya bisa membisu, terpesona
Menatap wajah indahmu
Diikuti selaksa  cinta yang meluap
Manakala senyummu mengembang

Kasihku
Terpukau aku dalam bayangmu
Tak percaya kau pilih aku
Jantungku masih berpacu cepat
Tiap kali menatap wajahmu

Pujaanku
Getar rasa itu semakin kuat
Saat tubuh kita bersatu dalam tarian primitif
Nafas kita beriringan memburu dan berkejaran
dalam mimpi nan indah.

Lagi-lagi aku terpukau memandang mu saat lelap
Sulur-sulur cinta telah mengikat kita
Menyatukan lahir dan batin kita
Biarlah begitu sampai maut memisahkan.

Aku yang kau pilih.
8 Juli 2012.
(Mengenang 16 tahun, malam pertama)